January 12, 2011

#3

It's January, 12th. Happy birthday to me!
How very fast the time has flown the years were such a joy, thanks to God! How quickly i have blossomed through those tender childhood years, thanks to Mom and Dad! How could the years have gone so quick it seems like yesterday we met, thanks to Love! Hope all of these greetings and wishes may be granted, thanks to all!

Mencapai angka umur kembar yang kedua kali ini memang sedikit berat jalanya. Tapi Tuhan berikan cobaan pasti ada hikmahnya bukan? Tetap bersyukur padaNya buat semua bahagia yang masih ada. Berat, sesak, lelah, ingin semuanya segera terlewati sebelum kata menyerah yang menampakkan diri. Bagiku selalu ada kekuatan untuk tetap berdiri. Apalagi sudah terlanjur berjanji tadi pagi..

".. dan dirimu tak akan meredupkan cahayamu, berjanjilah sayang."
(birthday message from him, 2011)

Iya, aku janji sayang

January 11, 2011

#2

Mendekati umur angka kembar semakin menyadari, merenung, memahami, bahwa semua yang sedang terjadi adalah nyata bukan ilusi..

"have to deal with the fact that my life is my life"
(Inda Nurfarida, 2011)

January 7, 2011

Bali Paradise

Kisah ini tentang liburan kami di pulau sebelah beberapa tahun lalu. Partner saya di perjalanan kali ini adalah Bramanti Nindi Larassati, salah satu sahabat terbaik saya di keluarga bulan. Kami hanya berdua, ya dua orang wanita muda, tulen, dan berstatus single (pada kala itu karena sekarang kita sudah bahagia dengan pasangan masing-masing) melakukan liburan bersama selama 4 hari 3 malam. Sempat tidak menyangka akhirnya berangkat juga, mulai dari niatan ke Bali, sampai iseng merencanakan pergi berdua. Yang paling tak disangka lagi, masalah perijinan yang mulus, restu orang tua membuat berangkat jadi nyaman . Excited sekali untuk kali ini, selama ini belum pernah pernah puas ke Bali, terbatas waktu dan ada orang tua, tidak bebas, tidak bisa eksplorasi banyak tempat . Akhirnya kami memutuskan berangkat langsung setelah ujian akhir semester hari terakhir. Kami memilih naik kereta api kelas bisnis setelah survey harga pesawat disana-sini sedang mahal-mahalnya, maklum musim liburan dan budget saya juga tidak banyak.

7 Juli 2009
Berangkat dari stasiun Gubeng Surabaya 22.35 WIB dengan kereta Mutiara Timur kelas bisnis menuju Banyuwangi. Begitu duduk di kereta, beberapa kali kami masih sempet tidak percaya kalo ini benar berangkat. Oh, ya ini nyata kami berangkat . Semua hal yang berhubungan dengan pertama kali memang sangat menyenangkan. Oke perjalanan malam kami gunakan untuk tidur berharap besok pagi fresh. Selama perjalanan sangat tenang, sempat beberapa kali terbangun, tersadar dan merasakan dinginnya malam di perjalanan kereta. Dipeluk pasti enak ini, tapi begitu lihat ke kiri, sayang kenapa yang di sebelahku Nindi .

8 Juli 2009
Sampai Banyuwangi sekitar jam 05.00 WIB, turun dari kereta kami berganti bus PT KAI yang sudah satu paket dengan kereta. Lumayan untuk harga yang kami bayarkan Rp. 120.000 untuk kereta kelas bisnis dan bus AC. Perjalanan dilanjutkan ke Ketapang dan menyebrang ke Gilimanuk. Ini pengalaman saya yang pertama melihat matahari terbit dari laut. Pemandangannya . Wow. Banyuwangi dengan gunung-gunungnya dan matahari yang malu-malu keluar dari balik pulau Bali. Indah!

captured by me using Sony Ericsson K530i

Sampai di Gilimanuk, kami melanjutkan perjalanan darat ke terminal Ubung, Denpasar yang menjadi tujuan akhir dari bus ini. Sampai di Denpasar siang dan kami langsung melanjutkan perjalanan ke Kuta dengan taksi. Ternyata Denpasar ke Kuta lumayan jauh juga, saya harus melirik argo berkali-kali . Sampai di Kuta dan kami harus mengeluarkan sekitar Rp. 120.000 untuk membayar taksi. Tujuan kami mampir Kuta adalah untuk mengambil mobil. Kami berencana menyewa mobil untuk tiga hari selama di Bali, beruntungnya ada temen yang bisa membantu mencari persewaan mobil, terima kasih kepada Salza Happy dan temannya-lupa-siapa-namanya. Lelah dan sangat gerah, maklum in heat of summer sunshine, apalagi terakhir mandi adalah pagi sebelum berangkat ujian. Rasanya ingin cepat sampai penginapan, mandi dan istirahat. Dari Kuta, kami menuju Sanur yaitu tempat kami menginap dengan mobil sewaan. Kami menyewa sebuah mobil Avanza silver DK 1294 AN yang umurnya baru 3 bulan dengan harga Rp. 200.000 perhari.

captured by Nindi using Nikon D200

Beruntung Nindi paham dengan baik jalan dari Kuta ke Sanur sehingga tidak perlu bingung dan tersesat, apalagi kami lupa tidak membawa peta , tapi masih ada teknologi, hidup Google Maps! Ya selama berjalan-jalan di Bali hanya mengandalkan Google Maps. Sekitar jam 02.00 WITA kami sampai di penginapan. Akhirnya. Kami menginap di wisma tamu TNI-AL lupa-lagi-nama-wismanya di daerah pantai Sanur. Memang wisma tersebut digunakan menginap bagi keluarga TNI-AL. Terimakasih untuk Om Didiek, papa Nindi, yang sudah membantu menyiapkan penginapan. Fasilitas tempat kami menginap cukup nyaman dan memuaskan bila dibandingkan harganya yaitu Rp. 180.000 permalam. Fasilitas yang kami dapat antara lain 2 single bed, kamar mandi dalam, TV dan AC oh ya breakfast juga. Setelah mandi dan beristirahat sebentar, kami kembali lagi ke Kuta. Capek selama perjalanan belum hilang tapi ingin sekali menikmati sunset . Akhirnya kami berangkat menuju Kuta. Mobil kami parkir di Legian dan berjalan menuju Kuta Square untuk mencari makan, baru ingat kami belum makan dari pagi. Sore sampai malam kami habiskan dengan berjalan-jalan di sekitar Kuta. Tidak terlalu larut kami kembali ke penginapan karena masih ingin istirahat banyak dan bersiap untuk esok.

9 Juli 2009
Selamat pagi, Bali. Pagi ini niatnya ingin jalan-jalan melihat sunrise di pantai Sanur sambil mencari sarapan lagi (sarapan dari hotel roti, kalo belum makan nasi bukan sarapan). Tapi apalah daya, ketiduran tidak ada yang bisa bangun pagi, gagal melihat sunrise . Setelah bersih diri kami menuju 100 Sunset Hotel tempat Salza menginap. Tidak hanya Salza di hotel ini juga menginap Suli, adik Salza serta teman kami Anita dan Bowie. Jadi begini kisahnya, kita sama-sama liburan ke Bali, bedanya mereka ala koper, saya dan Nindi ala ransel, ya kami memang membawa ransel sebuah ransel. Di hotel ini juga, kami membuat janji bertemu seorang teman Nindi yang dikenalnya melalui Facebook. Beruntung Nindi punya kenalan teman yang bersedia menjadi tour guide kita selama di Bali, Deny, dan baru belakangan kami ketahui umurnya sudah banyak tapi tidak mau mengakui . Dan lebih beruntung lagi ternyata kami dan Deny memiliki sifat dan watak yang hampir sama sehingga sangat nyaman bila sedang bersama. Oh ya, sedikit saran, kalau kalian liburan ke tempat yang tidak kalian kuasai dengan baik, usahakan memiliki kenalan yang paham daerah tersebut. Karena akan ada banyak keuntungan, banyak informasi tentang tempat-tempat menarik yang bisa kita dapat darinya . Sebenarnya hari ini kami belum memiliki rencana, namun begitu bertemu Deny dia memberikan banyak tempat menarik yang harus dikunjungi. Pagi ini, Saya, Nindi, Deny, Salza dan Suli akhirnya sepakat ke Tanjung Benoa. Water sport time! Sampai di Benoa sesuai saran dari Deny kami ke Virgo Dive and Watersport. Katanya ini tempat paling bagus, ya memang permainanya banyak, parasailing, banana boat, jet ski, flying fish, snorkling, scuba diving, dan ke pulau Kura-Kura. Lengkap sekali memang tapi harga yang ditawarkan juga tinggi setara dengan fasilitasnya . Berikut ini informasi harganya. Parasailing Rp. 135.000, banana boat Rp. 120.000, jet ski Rp. 200.000, flying fish Rp. 275.000, snorkling Rp. 250.000, scuba diving Rp. 500.000, dan ke pulau kura-kura Rp. 500.000.

 captured by Deny using Nikon D200

Sudah puas dengan water sport, kami kembali ke Kuta mengantar Salza karena ada janji dengan orang lain. Saya, Nindi, Deny dan Suli memilih menikmati sunset di Tanah Lot. Saya sangat menikmati perjalanan ke Tanah Lot, pemandangan sawah terasiring, tenang dan damai rasanya. Masih sore ketika kami sampai di Tanah Lot. Harga tiket masuk obyek wisata ini adalah Rp. 7.500 perorang dan Rp 5.000 untuk parkir mobil. Sambil menanti sunset kami berbelanja dan menyempatkan berfoto di berbagai titik .

captured by Nindi and Deny using Nikon D200

Puas dengan Sunset kami kembali ke Kuta (lagi). Ya Kuta, jangan heran kami betah disini, pemandangannya! Cocok sekali untuk para single ladies seperti kami saat itu, pemandangan lahir batin terpenuhi . Kuta sama-sama menjadi tempat favorit kami dan lagi-lagi kami menghabiskan sisa malam di Kuta, belanja, makan, jalan-jalan menikmati angin laut. Malam ini kami hanya berdua saja, rencananya mau spend the night di Seminyak tapi ternyata kami yang cuma berdua, tidak paham jalan, tersesat dan akhirnya tidak menemukan tempat yang kami inginkan . Setau kami di Seminyak banyak cafe-cafe cozy yang enak sekali untuk melewati malam. Kembali ke penginapan adalah pilihan bijak. Harus cukup istirahat masih ada esok.

10 Juli 2009
Terlewatkan lagi sunrise pagi ini . Ini hari yang paling seru, kenapa? Karena ini hari terakhir dan kami hanya berdua, ya hanya berdua karena Deny harus bekerja pagi ini. Rencananya kami akan jalan-jalan ke Nusa Dua, belanja ke Sukowati dan mengunjungi Bali Zoo. Dari Sanur kami menuju Nusa Dua, perjalanan cukup jauh tapi mulus tidak ada adegan tersesat. Dari Nusa Dua kami langsung menuju Sukowati. Jauh, jauh sekali ternyata, rasanya seperti tidak bisa pulang. Apalagi ketika pulang dari Sukowati kami tersesat, berputar-putar di daerah persawahan, asing dan sepi . Sempat takut tidak menemukan jalan pulang, jalanan desa, ya bisa dibayangkan jalanan yang sepi, jarang ada orang. Tapi kami beruntung masih bertemu beberapa orang yang bisa mengembalikan kami ke jalan yang benar . Rencana Bali Zoo akhirnya gagal karena hari sudah siang. Waktunya berjemur di Kuta dan lanjut menikmati sunset (lagi). Sampai di Kuta Deny menyusul kami. Ini adalah hal yang paling menyenangkan ketika di Kuta, bergulung-gulung di pasir pantai sambil menikmati segala sesuatu yang bisa dinikmati. Menikmati mas-mas bule semacam Jason Statham ataupun Vin Diesel yang bertebaran, atau para surfer yang sedang surfing dan pemandangan para pasangan yang sedang bercumbu ria di tepi pantai, oh, surga dunia.

captured by Deny using Nikon D200

Sore hingga malam ini kami habiskan dengan berkeliling-keliling entah dimana tidak mengenali daerah itu. Dan kembali lagi menikmati angin laut dan gemerlap Kuta bersama Deny dan temannya Fahri. Entah rasanya menyenangkan sekali meskipun hanya duduk, menikmati semua yang ada disana, di depan sebuah minimart, sambil membicarakan hal A-Z yang tidak ada habisnya bersama Nindi, Deny dan Fahri.

captured by Fahri using Nikon D200

Sekitar jam 23.00 WITA, kami kembali ke penginapan karena besok pagi buta jam 03.00 WITA kami harus pulang. Ah, sedihnya, ini malam terakhir kami. Capek tapi senang sekali hari ini. Berdua, road trip keliling Bali dan belanja. Apalagi Nindi belanjaannya, wow, setiap surfing brand store ditengok. Memang diskonnya sedang gila-gilaan, holiday sale up to 80% . Sampai di penginapan langsung packing. Duh berat, bukan bawaannya yang berat tapi hatinya. Masih belum rela pulang. Andai bisa tambah beberapa hari lagi, tapi besok Nindi harus kerja, eh iya, ingat uang juga sudah habis . Selamat Malam, Bali. Kami tidur dengan cepat karena takut terlambat bangun dan tertinggal bus bisa gawat .

11 Juli 2009
Bangun dengan mata kriyep-kriyep dan harus segera mandi. Dingin. Segera setelah semua selesai kami meninggalkan Sanur menuju Kuta untuk mengembalikan mobil di 100 Sunset Hotel sekalian berpamitan dengan yang lain. Sekitar jam 04.00 WITA kami berangkat menuju Ubung menggunakan taksi lagi. Jam 05.00 WITA bus kami datang dan segera membawa kami meninggalkan Denpasar menuju Gilimanuk. Sama seperti berangkat kami menggunakan kereta api Mutiara Timur dari Banyuwangi menuju Surabaya. Akhirnya kembali ke Surabaya, kembali pada realita. Terimakasih untuk semua pihak yang mendukung perjalanan kali ini. Tunggu kami lagi Bali, belum puas, masih ingin kembali, suatu hari nanti .

Banyak sekali tempat-tempat menarik yang belum kami singgahi selama di Bali karena terbatasnya waktu dan biaya, termasuk kulinernya. Setelah menghitung-hitung kembali sesampainya di rumah, biaya perjalanan kali ini sebesar Rp. 1.000.0000, sesuai budget. Menurut saya ini termasuk budget yang lumayan minim untuk bisa berlibur mewah di Bali, tapi untuk liburan ala ransel masih memungkinkan .